Menyikapi faktor ini, pengamat politik
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro menyatakan fenomena kader
partai lama menyeberang ke partai baru merupakan factor yg wajar.
Lebih-lebih dgn angan-angan yg ditawarkan oleh partai besutan Hary
Tanoesoedibjo (HT) itu ke tengah penduduk.
“Kan Perindo hadir ditengah hiruk pikuk
politik seperti ini. Tentu perpindahan ini mesti direspons Perindo,”
kata beliau pada Okezone, di Jakarta, Rabu (18/2/2015).
Respons itu, lanjut beliau, Perindo mesti
selektif dalam menyaring kader yg masuk ke partai. Dikarenakan,
penduduk mesti menonton kader-kader menonjol yg konsentrasi membangun
bangsa ke depannya.
“Boleh cari kader, ibarat Perindo itu
rumah kader yg ditonton rakyat Indonesia, yg diliat bukan kisruhnya saja
(dalam politik), namun kader itu jadi rujukan. Jikalau mereka bagus
dsb, Perindo dapat meningkat lagi apabila tak dapat menjadi seperti
partai baru yang lain. Silahkan orang berbondong ke Perindo, tetapi
konsisten terhadap ikon lewat Indonesia Sejahtera,” tegasnya.
makin jauh, dirinya pun mengingatkan
Perindo utk berhati-hati kepada kader yg sekiranya bisa menciptakan
jelek nama Perindo yg baru dibangun ditengah penduduk itu.
“Ketika Perindo mau membumikan konsepsi
Indonesia sejahtera, kader ini bakal dipasarkan, diusung jadi pemimpin
di Pilkada, menjadi anggota dewan & kepala daerah. Ini stok orang yg
ada itu diliat, janganlah kira-kira memburukkan nama
Perindo,” pungkasnya.